Sabtu, 16 November 2013

0


Moon Geun Young

Fakta Moon Geun Young
  • Moon Geun Young lulus dari sekolah Gwangju Kukje
  • Moon Geun Young memulai karir nya tahun 1999
  • Moon Geun Young mulai menjalani pendidikan di Universitas Sungkyunkwan pada tahun 2006 jurusan Korean Literatur
  • Hobi nya adalah mendengarkan musik, membaca, dan menari
  • Moon Geun Young dikenal sebagai The Little Nation bersama IU
  • Moon Geun Young memulai karir nya pada usia 12 tahun dengan menjadi model
  • Pada bulan April 2009, Moon Geun Young menyumbangkan dana untuk The Children's Center Haenam yang digunakan untuk membangun ruang belajar bagi siswa kurang mampu
  • Moon Geun Young telah menyumbangkan lebih dari 850 miliar won dalam enam tahun terakhir pada Chest Komunitas Korea untuk nirlaba dan dipergunakan untuk kepentingan umum. dia menjadi donatur tunggal terbesar disana
  • Moon Geun Young terpilih di antara 100 orang dalam kategori "yang menerangi dunia" pada tahun 2008 dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Korea Green Foundation
  • Moon Geun Young menyumbang secara diam-diam atas nama ibunya, Ryu Seon Young untuk kepentingan sosial, namun perbuatan baiknya tersebut akhirnya diungkapkan oleh sebuah situs online tahun 2007
  • Moon Geun Young juga membangun perpustakaan untuk remaja Korea yang tinggal di Australia sebanyak 100 miliar won
  • Moon Geun Young dikatakan memiliki kemiripan dengan D.O EXO
  • Moon Geun Young menempati posisi kedua untuk kategori "wanita berumur/dewasa yang memiliki baby face" 
  • Yesung Suju mengaku bahwa sangat mengidolakan Moon Geun Young
  • Moon Geun Young banyak menjadi juru bicara mewakili Korea Selatan dalam kegiatan Internasional
  • Moon Geun Young meraih penghargaan best couple bersama Jang Geun Suk
Profil Moon Geun Young
Nama : Moon Geun Young
Nama Asli : Moon  Geun Young
Profesi : Artis, model, penyanyi
Tanggal Lahir : 6 Mei 1987
Tempat Lahir : Gwangju, Korea Selatan
Golongan Darah : B
Zodiak : Taurus
Drama
  • (MBC/2013) Goddess Of Fire
  • (SBS, 2012) Cheongdamdong Alice 
  • (KBS2, 2010) Cinderella's Sister 
  • (KBS2, 2010) Mary Stayed Out All Night 
  • (SBS, 2008) The Painter of Wind 
  • (KBS, 2003) Wife 
  • (KBS, 2001) Life is Beautiful
  • (KBS, 2001) The Lost Empire 
  • (KBS, 2000) Autumn Tale 
  • (SBS, 2000) Medical Center - pendukung
  • (KBS, 1999) Potato
Film
  • Love Me Not (2006)
  • Innocent Steps (2005)
  • My Little Bride (2004)
  • A Tale of Two Sisters (2003)
  • Lover's Concerto (2002)
  • On My Way (2001) 
Penghargaan
  • 2011 6th Seoul Drama Awards : Best Actress Award for Hallyu Drama Mary Stayed Out All Night
  • 2011 47th Baeksang Arts Awards : Most Popular Actress Award for Mary Stayed Out All Night
  • 2010 KBS Drama Awards : Top Excellence in Acting for Cinderella's Sister
  • 2010 KBS Drama Awards : Popularity Award for Cinderella's Sister and Mary Stayed Out All Night
  • 2010 KBS Drama Awards : Best Couple Award with Jang Geun Suk for Mary Stayed Out All Night
  • 2009 4th Seoul Drama Awards : Most Popular Actress for The Painter of the Wind
  • 2009 45th Baeksang Arts Awards : Best Actress for The Painter of the Wind
  • 2008 SBS Drama Awards : Daesang Award by The Painter of Wind
  • 2008 SBS Drama Awards : Best Couple Award with Moon Chae Won in The Painter of Wind
  • 2008 SBS Drama Awards : Top 10 Star Award (The Painter of Wind)
  • 2008 Grime Awards : Best Actress in a TV Series (The Painter of Wind)
  • 2005 42nd Daejong Film Awards : Most Popular Actress Award (Innocent Steps)
  • 2004 25th Blue Dragon Film Awards : Most Popular Actress Award (My Little Bride)
  • 2004 12th Choonsa Film Awards : Best New Actress Award (My Little Bride)
  • 2004 41st Daejong Film Awards : Most Popular Actress (My Little Bride)
  • 2004 41st Daejong Film Awards : Best New Actress Award (My Little Bride)
  • 2000 KBS Drama Awards : Best Young Actress Award (Autumn Tale)
  • 1999 Model Edubox Kone Award

Sabtu, 09 November 2013

Lingsir Wengi

0


LINGSIR WENGI 
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno
Ojo tangi nggonmu guling
Awas jo ngetoro
Aku lagi bang wingo wingo
Jin setan kang tak utusi
Dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet


Lagu Lingsir Wengi pasti sudah banyak yang tahu kan? kidung Lingsir Wengi aslinya dibuat oleh Sunan Kalijaga, Salah satu wali dari Walisongo yang terkenal dipulau jawa karena mengajarkan kebaikan dengan mengenalkan dan mengajarkan agama islam di tanah jawa, lagu Lingsir Wengi ini versinya banyak banget tapi yg lebih banyak tafsirnya yang nggak karuan, apalagi dipakai jadi backsound film horor Kuntilanak, dan jadilah lagu ini terkesan punya image negatif.
Lagu yang berlirik Jawa itu sekarang dikenal sebagai lagu buat memanggil makhluk gaib khususnya Kuntilanak.
 
Tapi ternyata pada awalnya, lagu ini tidak diciptakan untuk maksud seperti itu.
berikut ini adalah fakta mengenai Kidung Lingsir Wengi tersebut :
- Sunan Kalijaga yang mempunyai nama kecil Raden Said ini memiliki nama-nama lain seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman. Dan ternyata Beliau lah yang menciptakan kidung Lingsir Wengi tersebut. Nama
Kalijaga diperoleh karena beliau menyukai berendam di sungai pada saat beliau berada di Cirebon.
- Sunan Kalijaga menciptakan kidung Lingsir Wengi dengan memakai pakem gending Jawa yaitu Macapat. Pakem Macapat ini terdiri dari 11 macam pakem yang salah satunya yaitu pakem Durma yang dipakai dalam Lingsir Wengi.
Lagu-lagu yang memakai Pakem Durma harus mencerminkan suasana yang keras, sangar, suram, kesedihan, bahkan bisa mengungkapkan sesuatu yang mengerikan dalam kehidupan. Oleh sebab itu, lagu Lingsir Wengi dilantunkan dengan perasaan
yang lembut, tempo pelan, dan sangat menyayat hati.
- Lagu Lingsir Wengi dipakai oleh sunan Kalijaga setelah melakukan sholat malam yang berfungsi untuk menolak bala atau mencegah perbuatan makhluk gaib yang ingin mengganggu. Selain itu makna lagu tersebut tersirat menyatakan sebuah doa kepada Tuhan.

Jadi inilah lirik lagunya :
Lingsir wengi sliramu tumeking sirno
Ojo tangi nggonmu guling
Awas jo ngetoro
Aku lagi bang wingo wingo
Jin setan kang tak utusi
Dadyo sebarang
Wojo lelayu sebet

Arti Dalam Bahasa indonesia :
Menjelang malam, dirimu akan lenyap
Jangan bangun dari tempat tidurmu
Awas jangan menampakkan diri
Aku sedang dalam kemarahan besar
Jin dan setan yang kuperintah
Menjadi perantara
Untuk mencabut nyawamu
*3 baris terakhir ada yg mengoreksi artinya menjadi :
Jin dan setan kuperintahkan
Jadilah apa saja
Jangan membawa maut

- Penggunaan lagu Lingsir Wengi ini sebagai lagu latar dari film Kuntilanak Indonesia membuat maknanya menjadi salah arti. Sehingga membuat para pendengar lagu tersebut menjadi ketakutan karena akan kedatangan makhluk gaib ketika mendengar
Lingsir Wengi.
Lagu Lingsir Wengi juga biasa dinyanyikan oleh ibu-ibu untuk menidurkan anaknya di kala malam yang sunyi, yang berfungsi agar si anak diberikan perlindungan oleh Tuhan yang Maha Pelindung.
Nama lain dari Lingsir Wengi yaitu kidung Rumekso Ing Wengi.
Fungsi kidung secara eksplisit tersurat
dalam kalimat kidung itu, yang antara lain; Penolak balak di malam hari, seperti teluh, santet, duduk, ngama, maling, penggawe ala dan semua malapetaka. Pembebas semua benda . Penyembuh penyakit, termasuk gila, Pembebas pageblug, Pemercepat jodoh bagi perawan tua, Menang dalam perang, Memperlancar cita-cita luhur dan mulia.
Berikut juga arti dalam Bahasa Indonesia, nilai sendiri deh, ada hubungannya sama Kunti dan kawan-kawannya atau nggak :
Ada kidung rumekso ing wengi(lagu yang mengalun ditengah malam). Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit. Terbebas dari segala petaka. Jin
dan setanpun tidak mau. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat.
guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuripun menjauh dariku.
Segala bahaya akan lenyap.
Semua penyakit pulang ketempat asalnya. Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih. Semua senjata tidak mengena. Bagaikan kapuk jatuh dibesi.
Segenap racun menjadi tawar. Binatang buas menjadi jinak. Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.
Kandangnya semua badak.
Meski batu dan laut mengering. Pada akhirnya semua slamat. Sebab badannya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul dalam lindungan Tuhan.
Hatiku Adam dan otakku nabi Sis.
Ucapanku adalah nabi Musa.
Nafasku nabi Isa yang teramat mulia. Nabi Yakup pendenganranku. Nabi Daud menjadi suaraku. Nabi Ibrahim sebagai nyawaku. Nabi sulaiman
menjadi kesaktianku. Nabi Yusuf menjadi rupaku.
Nabi Idris menjadi rupaku. Ali sebagai kulitku.
Abubakar darahku dan Umar dagingku. Sedangkan Usman sebagai tulangku.
Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia. Siti fatimah sebagai kekuatan badanku. Nanti nabi Ayub ada didalam ususku. Nabi Nuh didalam jantungku. Nabi Yunus didalam otakku. Mataku ialah Nabi Muhamad. Air mukaku rasul dalam lindungan Adam
dan Hawa. Maka lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.
Jadi lagu Lingsir Wengi bukan lagu pemanggil mahluk ghaib, setan, ataupun kuntilanak, tapi lagu yang berisi pesan tersirat untuk Kebaikan.

Dalam budaya Jawa juga terdapat lagu yang juga sering digunakan untuk memanggil mahluk halus yaitu : 
Sluku-sluku bathok, bathok’e ela-elo
Si romo menyang solo, oleh-oleh’e payung muntho
Mak jenthit lo-lo lobah, wong mati ora obah
Yen obah medheni bocah…

Pada jaman dahulu, anak – anak Jawa memiliki tradisi dan kebiasaan setiap bulan purnama mereka akan membuat boneka dari keranjang bunga yg habis dipakai untuk  ziarah (seperti Jelangkung). Lalu dilengkapi dengan sesaji bunga tujuh rupa, sirih, dan tembakau, kemudian diletakan di pinggiran sungai.
Pada  malam bulan purnama, anak – anak akan mengelilingi boneka itu sambil menyanyikan lagu tadi. Lagu itu dinyanyikan berulang kali sambil memegang boneka, dan konon apa yang terjadi berikutnya adalah Boneka tersebut akan bergerak dengan agresif, seperti yang dikendalikan oleh kekuatan dari luar. Hal itu berarti roh penunggu sungai tersebut telah masuk ke boneka dan mau diajak bermain dengan mereka. dalam permainan tersebut boneka itu harus terus dipegang dan roh boneka itu akan membawa pemegangnya berlari-lari kemana-mana, lalu ini dijadikan permainan kejar-kejaran. dan siapa yang kelelahan akan ditangkap oleh boneka itu lalu dipukul dengan kepala boneka yang terbuat dari tempurung kelapa dengan melalui kekuatan mistis yang merasuki boneka tersebut. Permainan ini dikenal dengan Ni Thowong atau Ninidok.

Dan setelah permainan berakhir maka anak-anak tersebut akan melagukan mantra penanggulangannya yang berfungsi untuk menghindari efek yang lebih lanjut dari kemunculan mahluk halus tersebut.
Inilah mantra penanggulangannya

Nga tha ba ga ma,
Nya ya ja dha pa,
La wa sa ta da,
Ka ro co no ho. (di baca 7 kali)

Jika diamati, mantra diatas sebenarnya adalah ejaan huruf Jawa tapi disusun terbalik. Itu disebut Caraka Walik, mantra Jawa Kuno untuk menangkal roh jahat.

Senin, 04 November 2013

Sintren (Lais)

0



Kesenian tradisional Sintren atau Lais
Sintren adalan kesenian tari tradisional masyarakat Jawa, khususnya di Cirebon. Kesenian ini terkenal di pesisir utara Jawa Barat dan Jawa Tengah, antara lain di Indramayu, Cirebon, Majalengka, Jatibarang, Brebes, Pemalang, Banyumas,Kabupaten Kuningan, dan Pekalongan. Kesenian Sintren dikenal juga dengan nama Lais. Kesenian Sintren dikenal sebagai tarian dengan aroma mistis/magis yang bersumber dari cerita cinta kasih Sulasih dengan Sulandono.


Sejarah
Kesenian Sintren berasal dari kisah Sulandono sebagai putra Ki Bahurekso Bupati Kendal yang pertama hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari yang dijuluki Dewi Lanjar. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih seorang putri dari Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki Bahurekso, akhirnya Raden Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari. Meskipun demikian pertemuan di antara keduanya masih terus berlangsung melalui alam gaib.
Pertemuan tersebut diatur oleh Dewi Rantamsari yang memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih, pada saat itu pula Raden Sulandono yang sedang bertapa dipanggil oleh roh ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan di antara Sulasih dan Raden Sulandono. Sejak saat itulah setiap diadakan pertunjukan sintren sang penari pasti dimasuki roh bidadari oleh pawangnya, dengan catatan bahwa hal tersebut dilakukan apabila sang penari masih dalam keadaan suci (perawan). Sintren jg mempunyai keunikan tersendiri yaitu terlihat dari panggung alat-alat musiknya yang terbuat dari tembikar atau gembyung dan kipas dari bambu yang ketika ditabuh dengan cara tertentu menimbulkan suara yang khas.

Bentuk pertunjukan 
Sintren diperankan seorang gadis yang masih suci. Dalam perkembangannya tari sintren sebagai hiburan budaya, kemudian dilengkapi dengan penari pendamping dan bodor (lawak).
Dalam permainan kesenian rakyat pun Dewi Lanjar berpengaruh antara lain dalam permainan Sintren, si pawang (dalang) sering mengundang Roh Dewi Lanjar untuk masuk ke dalam permainan Sintren. Bila, roh Dewi Lanjar berhasil diundang, maka penari Sintren akan terlihat lebih cantik dan membawakan tarian lebih lincah dan mempesona dan jika sang penari memang sudah tidak gadis lagi konon sang bidadari tidak mau turun dan masuk ke dalam tubuh  sang gadis.

Alat Musik yang digunakan pada pertunjukan sintren antara lain :
·         Waditra
·         Gendang  
·         Goong
Alat-Alat Pendukung :
·         Tikar berwarna putih,
·         Tangga dari bamboo,
·         Tambang,
·         Pakaian putri,
·         Ranggap (kurungan ayam),
·         Bunga minimal 7 warna,
·         Dupa,
·         Minyak wangi,
·         Korek api,
·         Arang,
·         Kemenyan.
Jumlah Pemain

·         Penabuh bambu ruas (3 orang)
·         Penabuh gendang (1 orang)
·         Penabuh goong (1 orang)
·         Penabuh kecrek (1 orang)
·         Seorang anak perempuan yang masih suci (perawan)
·         Pelawak (2-3 orang)
·         Vokalis pria (1 orang)
·         Juru kawih (5-6 orang)
·         Punduh (1 orang)

Waktu penyajian
Pegelaran sintren semula disajikan pada waktu sunyi dalam malam bulan purnama dan menurut kepercayaan masyarakat lebih utama lagi kalau dipentaskan pada malam kliwon, karena dikandung maksud bahwa sintren sangat berkaitan dengan kepercayaan adanya roh halus yang menjelma menyatu dengan penari sintren. Namun demikian pada saat sekarang ini pertunjukan sintren dapat dilaksanakan kapan saja baik siang atau malam hari tidak tergantung pada malam bulan purnama.


Busana Sintren
Busana yang digunakan penari sintren dulunya berupa pakaian kebaya (untuk atasan) sekarang ini menggunakan busana golek. Busana kebaya ini lebih banyak dipakai oleh wanita yang hidup di desa-desa sebagai busana keseharian.
Adapun macam-macam busana yang lain sebagai pelengkap busana penari sintren dapat diuraikan sebagai berikut :
·         Baju keseharian, yang dipakai sebelum pertunjukan kesenian sintren berlangsung.
·         Baju golek, adalah baju tanpa lengan yang biasa dipergunakan dalam tari golek.
·         Kain atau jarit, model busana wanita Jawa.
·         Celana Cinde, yaitu celana tiga perempat yang panjangnya hanya sampai lutut.
·         Sabuk, yaitu berupa sabuk lebar dari bahan kain yang biasa dipakai untuk mengikat sampur.
·         Sampur, berjumlah sehelai/selembar dililitkan di pinggang dan diletakkan di samping kiri dan kanan kemudian diutup sabuk atau diletakkan didepan.
·         Jamang, adalah hiasan yang dipakai dikepala dengan untaian bunga melati di samping kanan dan kiri telinga sebagai koncer.
·         Kaos kaki hitam dan putih, seperti ciri khas kesenian tradisional lain khususnya di Jateng.
·         Kacamata Hitam, berfungsi sebagai penutup mata karena selama menari, sintren selalu memejamkan mata akibat kerasukan “trance”, juga sebagai ciri khas kesenian sintren dan menambah daya tarik/mempercantik penampilan.

Tembang Pengiring Sintren

·    Iringan proses pembentukan sintren
Tembang turun sintren digunkan sebagai doa pembuka agar roh Sulasih masuk ke dalam raga calon penari sintren. Saat tembang dilantunkan maka penari sintren akan ganti pakain dari pakain biasa dengan pakain sintren dalam keadaan badan terikat tali dan dalam kurungan.
Lagu yang dinyanyikan itu sebagai berikut :
Turun-turun sintren
sintrene widadari
Nemu kembang ning ayun ayunan
kembange siti Mahendra
widodari temurunan naranjing ka awak sira

dan lagusih solasih dilagukan berulang-ulang menunggu penari sintren selesai berpakain tari yaitu syair lagu sebagai berikut :

sih solasih solandana
menyan putih pengundang dewa
ala dewa saking sukma
widadari temurunan

Tembang sih solasih adalah tembang permohonan agar tali-tali yang mengikat penari bisa terlepas kemudian di susul dengan lagu kembang gewor(penari pengawal) mengelilingi sintren di dalam kurungan. Dan lagunya sebagai berikut :

kembang gewor bungbung kelapa lumeor
geol-geol bu sintren pan jaluk bodor
bumbunya kelapa muda
goyang-goyang (sambil menggoyangkan kurungan)
nyi sintren minta bodor
·         Iringan penyajian hiburan
Tembang dolanan khas sintren dan tembang yang sesuai keadaan saat ini misalnya lagu-lagu campursari.
·         Iringan Penutup
Tembang turun sintren, untuk pertanda bahwa permainan sintren akan usai. Tembang piring kedawung, untuk melepas roh Dewi Sulasih dan sintren berganti busana keseharian.

Adapun bentuk lain dari syair lagu turun sintren, yaitu :

Turun-turun sintren, sintrene widodari
Nemu kembang yun-ayunan
Nemu kembang yun-ayunan
Kembang si jaya indra
Widodari temurunan
Kang manjing ning awak ira
Turun-turun sintren
Sintrene widodari
Nemu kembang yun-ayunan
Nemu kembang yun-ayunan
Kembang si jaya indra
Widodari temurunan

kembang kates gandul
pinggire kembang kenanga
kembang kates gandul
pinggirekembang kenanga
arep nalor arep nidul
wis mana gageya lunga

kembang kenanga
pinggire kembang melati
kembang kenenge
pinggire kembang melati
wis mana gagea lunga
aja gawe lara ati

kembang jahe laos
lempuyang kembange kuning
kembang jahe laos
lempuyang kembange kuning
ari balik gage elos
sukiki maneya maning
                          
kembang kilaras
di tandur tengae  ngalas
paman bibi aja maras
dalang sintren jaluk waras

a.   FUNGSI SINTREN

·         Sebagai sarana hiburan masyarakat.
·         Apresiasi seni dan nilai-nilai estetik masyarakat.
·         Digunakan untuk keperluan upacara-upacara ritual seperti : bersih  desa, sedekah laut, upacara tolak bala, nadzar, ruwatan dan pernikahan.
·         Untuk memeriahkan peringatan hari-hari besar, seperti hari ulang tahun kemerdekaan, hari jadi.